MAKALAH
HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
DI SUSUN OLEH :
1.
DWI FITRA NUR :
2.
DELA SAFIRA :
3.
ANDI SARTIKA DEWI :
A 411 17 093
4.
MARWAH RAHAYU :
A 411 17 109
5.
FATIMA ZAHRA :
A 411 17 110
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kita selalu panjatkan
kehadirat Allah SWT. Atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita semua
sehingga penyusunan makalah dengan judul “Hakikat Belajar dan
pembelajaran” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam selalu kita kirimkan kepada panutan dan tauladan hidup kita, yakni
nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa hidup kita ini dari zaman kegelapan ke
zaman terang-benderang.
Dalam
penyusunan makalah ini. Penulis tidak dapat menyelesaikan makalah ini tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
sangat berterima kasih kepada Dosen mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dan
teman-teman yang telah mendukung pembuatan makalah ini.
Sungguh
merupakan suatu kebanggaan dari penulis apabila makalah ini dapat terpakai
sesuai fungsinya, dan pembacanya dapat mengerti dengan jelas apa yang dibahas
didalamnya. Tidak lupa juga penulis menerima kritikan dan saran yang membangun,
yang sangat diharapkan demi memperbaiki pembuatan makalah di kemudian hari.
PALU,
12 November 2018
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang……...……………………………………………………1
2. Rumusan Masalah…….…………………………………………………
3
3. Tujua
…………………………………………………………………….3
4. Manfaat………………………………………………………………….
4
BAB II PEMBAHASAN
1.
Hakekat Belajar Dan Pembelajaran……………………………………. 5
2.
Tujuan Belajar Dan Pembelajaran……………………………………. 12
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan…………………………………………………………….
14
2. Saran………...…………………………………………………………
14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-undang No. 20
Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Revolusi di bidang teknologi
komunikasi dan informasi ternyata telah mempengaruhi hampir seluruh sendi-sendi
kehidupan manusia modern, termasuk dalam dunia pendidikan dengan munculnya istilah-istilah
seperti e-learning, e-book sampai e-education.
Revolusi ini juga berpengaruh pada paradigma pendidikan akan “tempat” belajar,
dimana gedung sekolah yang berdiri tegak dengan atap dan dinding akan semakin
tak populer karena manusia bisa belajar di mana saja dengan bantuan teknologi.
Di sini yang terpenting adalah interaksi manusia itu dengan materi pelajaran
dan proses terusannya, pemahaman dan penguasaan ilmu. Di mana (sekolah?) atau
kapan (pagi atau siang?) tidak lagi menjadi pertanyaan penting sebab otak
manusia sekarang sudah terbiasa dengan konsep ruang dan waktu yang bersifat
relatif.
Belajar merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku
individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar
perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.
Moh. Surya (1997) menyebutkan
bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai
hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Proses belajar pada hakekatnya
juga merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Artinya, proses
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat
disaksikan. Manusia hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala
perubahan perilaku yang tampak. Oleh karena itu, George R. Knight (1982: 82)
menganjurkan lebih banyak kebebasan untuk berekspresi bagi peserta didik dan lingkungan
yang lebih terbuka sehingga peserta didik dapat mengerahkan energinya dengan
cara yang efektif. Lebih lanjut, peserta didik harus dianggap sebagai makhluk
yang dinamis, sehingga harus diberi kesempatan untuk menentukan harapan dan
tujuan mereka dan guru (pendidik) lebih berperan sebagai penasehat, penunjuk
jalan, dan rekan seperjalanan. Guru bukanlah satu-satunya orang yang paling
tahu. Oleh karena itu, pembelajaran harus berpusat pada peserta didik(child
centered), tidak tergantung pada text book atau metode
pengajaran tekstual.
Berdasarkan latar belakang
di atas maka penulis mengajukan makalah yang berjudul “ Hakekat Belajar dan Pembelajaran”
yang nantinya dapat memperjelas pengertian dan hakekat dari belajar.
2.
Rumusan Masalah
Adapun masalah yang
ingin diajukan penulis pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.
Jelaskan yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran?
2.
Jelaskan tujuan dari belajar dan pembelajaran?
3.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari
penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari belajar dan pembelajaran.
2.
Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari belajar dan pembelajaran.
4.
Manfaat Penulisan
Hasil penulisan
makalah ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan manfaat praktif, sebagai
berikut:
1.
Manfaat bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa
terhadap hakekat belajar dan pembelajaran.
2.
Manfaat bagi penulis sendiri selain untuk meningkatkan pemahaman penulis
sekaligus juga sebagai salah satu syarat penilaian pada pata kuliah Belajar dan
Pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Belajar dan Pembelajaran
a)
Hakekat Belajar
Belajar adalah suatu proses
yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik
tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat (W. Gulö, 2002: 23).
Pada dasarnya belajar merupakan tahapan
perubahan prilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (syah, 2003), dengan kata
lain belajar merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap.
Tahapan dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, dan salah satu
tahapannya adalah yang dikemukakan oleh witting yaitu :
·
Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi;
·
Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi;
·
Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali
informasi (Syah, 2003).
Definisi yang lain
menyebutkan bahwa belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang menetap, baik yang
dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi
sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan
lingkungan (Roziqin, 2007: 62).
Dari berbagai definisi
para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu:
a.
Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior).
b.
Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah
laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak
berubah-ubah.
c.
Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses
belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial
d.
Perubahan tingkah laku merupakan hasillatihan atau pengalaman
e.
Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Di dalam tugas
melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa
prinsip belajar berikut:
a)
Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar bukan orang lain.
b)
Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya
c)
Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada
setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
d)
Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan
membuat proses belajar lebih berarti.
e)
Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberikan tanggung
jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
Dari beberapa
pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah perubahan
perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan
perilaku, yaitu :
1.
Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional)
Perubahan perilaku
yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang
bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan
menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan.
2.
Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu)
Bertambahnya
pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan
dari keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya.
3.
Perubahan yang fungsional
Setiap perubahan
perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang
bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang.
4.
Perubahan yang bersifat positif
Perubahan perilaku
yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan.
5.
Perubahan yang bersifat aktif
Untuk memperoleh
perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan.
6.
Perubahan yang bersifat pemanen
Perubahan perilaku
yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang
melekat dalam dirinya.
7.
Perubahan yang bertujuan dan terarah
Individu melakukan
kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek,
jangka menengah maupun jangka panjang.
8.
Perubahan perilaku secara keseluruhan
Perubahan perilaku
belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk
memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. seorang guru
menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam
menerapkan “Teori-Teori Belajar”.
b) Hakekat
Pembelajaran
Secara umum istilah belajar dimaknai
sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku.
Dengan pengertian demikian, maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku
peserta didik berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000: 24). Adapun yang
dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu
generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara
efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar yang diartikan
sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran
itu sendiri (Tilaar, 2002: 128).
Berangkat dari pengertian tersebut, maka
dapat dipahami bahwa pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang
sungguh-sungguh antara guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah pada
proses pembelajaran oleh peserta didik (student of learning),
dan bukan pengajaran oleh guru (teacher of teaching)
(Suryosubroto, 1997: 34). Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada fokus
pembelajaran yang lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga proses
yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
Keaktifan peserta didik ini tidak hanya
dituntut secara fisik saja, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik
peserta didik saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka
kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan
peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan di
dalam dirinya (Fathurrohman & Sutikno, 2007: 9).
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses
interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan
perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu
peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan
menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik.
Ø
Fungsi-fungsi pembelajaran yaitu sebagai berikut:
·
Pembelajaran
sebagai sistem
Pembelajaran
sebagai sistem terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain
tujuan pembelajaran , materi pembelajaran , strategi dan metode pembelajaran,
media pembelajaran/alat peraga , pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran,
dan tindak lanjut pembelajaran (remedial dan pengayaan).
·
Pembelajaran sebagai proses
Pembelajaran sebagai
proses merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa
belaja, meliputi:
1.
Persiapan, merencanakan program pengajaran
tahunan, semester, dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan)
dan penyiapan perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga, dan alat
evaluasi, buku atau media cetak lainnya.
2.
Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu
pada persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Banyak dipengaruhi oleh
pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih dan
dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru , persepsi, dan
sikapnya terhadap siswa;
3.
Menindaklanjuti pembelajaran yang telah
dikelolanya. Kegiatan pasca pembelajaran ini dapat berbentuk enrichment (pengayaan),
dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi
siswa yang berkesulitan belajar.
Ø
Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :
1.
Merupakan upaya sadar dan disengaja.
2.
Pembelajaran harus membuat siswa belajar.
3.
Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan.
4.
Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasil
2.
Tujuan Belajar dan Pembelajaran
a)
Tujuan Intruksional, Tujuan Pembelajaran, dan Tujuan
Belajar
Guru-guru merumuskan tujuan instruksional
umum dan tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional khusus juga disebut
sebagai sasaran belajar siswa. Tujuan instruksional khusus mempertimbangkan
pengetahuan awal dan kebutuhan belajar siswa.
Dari segi guru tujuan instruksional dan tujuan
pembelajaran merupakan pedoman tindak mengajar dengan acuan berbeda. Tujuan
instruksiona (umum dan khusus) dijabarkan dari kurikulum yang berlaku secara
legal di sekolah.
Dari segi siswa, sasaran belajar tersebut
murupakan panduan belajar. Panduan belajar tersebut harus diikuti, sebab
mengisyaratkan kriteria keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa
merupakan prasyarat belajar selanjutnya. Keberhasilan belajar siswa berarti
tercapainya tujuan belajar siswa dengan demikian merupakan tercapainya tujuan
instruksional dan sekaligus tujuan belajar bagi siswa.
b)
Siswa dan Tujuan Belajar
Siswa dalah subjek yang terlibat dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami
tindak mengajar, dan merespon dengan tindak belajar. Pada umumnya semula siswa
belum menyadari pentingnya belajar. Berkat informasi guru tentang sasaran
belajar, maka siswa mengetahui apa dan arti bahan belajar beginya.
Siswa mengalami suatu perses belajar. Dalam
proses belajar tersebut siswa menggnakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari
bahan belajar. Kemempuan-kemampuan kognitif, afektif, psikomotor yang
dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya
informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi
dan keberhasikan belajar, menyebabkan siswa semakin sadarakan kemampuan
dirinya.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka
penulis dapat menyimpulkan sebagai deriku:
1.
Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga
menyebabkan munculnya perubahan perilaku mental karena adanya interaksi
individu dengan lingkungan yang disadari.
2.
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
3.
Tujuan belajar dan pembelajaran mencakup tujuan intruksional, tujuan
pembelajaran, dan tujuan belajar.
2.
Saran
Sehubungan dengan hasil penulisan
makalah ini, penulis menyarankan kepada para pembaca agar diadakan pengkajian
lanjutan yang berjudul sama dengan makalah ini, agar ditemukan pengertian dari
hakekat belajar dan pembelajaran yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, Wahyuni. 2010. Teori
belajar dan Pembelajaran.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang:
IKIP Semarang Press.
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep
Islam. Cet. II, Bandung: Refika Aditama.
Gulö, W. 2002.
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Knight, George R. 1982. Issues
and Alternatives in Educational Philosphy. Cet. XII, Michigan:
Andrews University Press.
Naim, Ngainun dan Patoni, Achmad. 2007. Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Roziqin, Muhammad Zainur. 2007. Moral Pendidikan di Era Global; Pergeseran Pola Interkasi Guru-Murid di
Era Global. Malang: Averroes Press.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Cet. IV, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Suryosubroto, B. 1997. Proses
Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan.
Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia; Strategi Reformasi Pendidikan
Nasional. Cet. III, Bandung: Remaja Rosdakarya.
http/kiraniriri@.comKlik disini